Ruli Herman Sitanggang
Departemen Anestesiologi Dan Terapi Intensi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran /RSHS Bandung

Published : 56 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Neuroanestesi Indonesia

Perbandingan Antara Fentanil 2 μg/kgBB/jam dan Scalp Block Terhadap Peningkatan Hemodinamik dan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Saat Pemasangan Pin Kepala Pada Kraniotomi Robert Sihombing; Dewi Yulianti Bisri; Ruli Herman Sitanggang
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.371 KB) | DOI: 10.24244/jni.vol7i2.5

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan: Opioid dosis tinggi efektif memblokade nyeri pada operasi kraniotomi namun memiliki efek yang tidak diinginkan. Alternatif lain menggunakan teknik scalp block dikombinasikan dengan anestesi umum. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan hemodinamik dan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) antara fentanil 2 μg/kgBB/jam dan scalp block saat pemasangan pin kepala pada kraniotomi pengangkatan tumor elektif dengan anestesi umum. Subjek dan Metode: Penelitian ini dilakukan pada 28 pasien yang direncanakan pembedahan tumor otak elektif. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok: scalp block dan kelompok fentanil 2 μg/kgBB/jam. Tekanan arteri rerata, laju nadi dan kadar GDS intraoperatif dinilai dan dianalisis menggunakan uji-t berpasangan dan Chi-square.Hasil: MAP dan laju nadi antara kedua grup memiliki perbedaan signifikan (p0,05). Kelompok fentanil memiliki MAP dan laju nadi lebih tinggi dibanding dengan kelompok scalp block. Namun perbandingan kadar GDS antara kedua kelompok tidak menunjukkan hasil yang signifikan (p0,05).Simpulan: Scalp block lebih efektif dalam mengurangi peningkatan hemodinamik namun sama efektif dengan fentanil 2 μg/kgBB/jam dalam mengurangi peningkatan kadar GDS pada pasien yang menjalani operasi kraniotomi pengangkatan tumor elektif.Comparison Between Fentanyl 2 μg/kg/hr and Scalp Block of Hemodynamic Improvement and Blood Glucose Levels During Head Pin Installment in CraniotomyBackground and Objective: High dose opioids is one of the most effective techniques for blocking pain in craniotomy surgery but it has undesirable effect. Other alternative to overcome pain in craniotomy is using a scalp block technique in combination with general anesthesia. The aim of this study was to compare the increase of hemodynamic and blood glucose levels (BGL) between fentanyl 2 μg/kgBW/hr and scalp block during head pin installment in craniotomy surgery.Subject and Method: Twenty eight patients undergoing elective craniotomy tumor removal surgery were enrolled in the study. The patients were divided into two groups: scalp block and fentanyl 2 μg/kgBW/hr. Intraoperative mean arterial pressure (MAP), heart rate (HR) and BGL were recorded, and analyzed by paired t-test and Chisquare.Result: MAP and HR showed significant differences between groups (p0,05), wherein fentanyl group had higher MAP and HR than scalp block group. However, BGL during head pin installment did not show significant results between the two groups (p 0,05).Conclusion: Scalp block is more effective than fentanyl 2 μg/kgBW/hr in reducing increased of hemodynamic but equally effective with fentanyl in reducing increased of BGL during head pin installment in craniotomy tumor removal.
Efek Proteksi Otak Metamizol Intravena Sebagai Farmakologik Hipotermi Terhadap Suhu Inti Dan Kadar Interleukin-6 Pada Pasien Cedera Kepala Berat Muhammad Erias; Ruli Herman Sitanggang; Tatang Bisri
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.809 KB) | DOI: 10.24244/jni.vol6i2.42

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan: Cedera kepala berat merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas bagi pasien pasca trauma. Sirkulasi sitokin interleukin-6 (IL-6) pada cedera kepala berat dan proteksi otak dalam pengaturan suhu berhubungan dengan hasil luaran berupa morbiditas dan mortalitas. Tujuan dari penelitian ini mengkaji efek proteksi otak metamizol intravena sebagai farmakologik hipotermi terhadap suhu inti dan kadar interleukin pada cedera otak traumatik. Subjek dan Metode: Penelitian merupakan penelitian tersamar acak ganda yang dilakukan pada 30 pasien dewasa dengan cedera kepala berat yang dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok metamizol (M). Kelompok M diberikan metamizol intravena 15 mg/kgbb setiap 8 jam selama 72 jam. Data yang dicatat adalah suhu membran timpani setiap 8 jam dan kadar IL-6 setiap 24 jam selama 72 jam. Penelitian dilakukan selama bulan Juli sampai Agustus 2016 dan hasil penelitian diuji statistik menggunakan uji t berpasangan, uji Mann-Whitney, Uji Chi-square dan uji Fisher's Exact. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa nilai IL-6 pada kelompok M 244,20±93,07, lebih rendah dari kelompok K 375,20±152,62 dengan nilai p=0,006 pada jam ke-48 dan pada jam ke-72 dengan kadar IL-6 197,20±76,03 dan nilai p=0,008 sehingga bermakna secara statistik (p0,05). Subjek pada kelompok M juga menunjukkan suhu tubuh yang lebih rendah secara keseluruhan dan bermakna secara statistik (p0,01). Simpulan: Metamizole mempunyai efek proteksi otak dan mempunyai kegunaan sebagai farmakologik hipotermi pada cedera kepala traumatik.Effect Brain Protection Metamizol Intravenous as Pharmacalogic Hypothermia to Core Temperature and Interleukin-6 Level in Severe Traumatic Brain InjuryBackground and Objective: Severe traumatic brain injury (TBI) is one of the major cause of morbidity and mortality in trauma. Circulating interleukin-6 (IL-6) and neuroprotection from temperature has a strong relation with improve outcome. The aim of this study is to evaluate the brain protection properties of intravenous metamizole as a hypothermic pharmacologic in reducting IL-6 and core temperature regulation on severe TBI. Subject and Method: This is a randomized controlled trial to 30 adult pasien with severe TBI which was distributed into two groups which was control group (K) and metamizole group(M). The M grup was given 15 mg/kgbw of intravenous metamizole every 8 hours for 72 hours. Core temperature from the tympnic membrane every 8 hours and IL-6 every 24 hours was noted for 72 hours. This studi was conducted from July to August 2016 and the data was then analyzed statistically using the paire t test, Mann-Whitney test, Chi-Square test and Fishers’s Exact test. Result: Shows that IL-6 on the M group was 244.20±93.07 which was lower than the K group at 375.20±152.62 with p=0.006 on the 48th hour and on the 72nd hour with IL-6 at 197.20±76.03 with p=0.008 which is statistically significant (p0.005) and also shows lower temperature at every recording with p0.01. Conclusion: Metamizole has brain protecting properties in reducing circulating IL-6 and has uses as a hypothermic agent in severe TBI.
Perbandingan Mannitol 20%, NaCl 3% dan Natrium Laktat Hipertonik terhadap Osmolaritas dan Brain Relaxation Score Pasien Tumor Otak yang menjalani Kraniotomi Pengangkatan Tumor Dear Mohtar Wirawijaya; Ruli Herman Sitanggang; Tatang Bisri
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.87 KB) | DOI: 10.24244/jni.vol7i1.15

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan: Mannitol membuat relaksasi otak, namun memiliki efek samping berkurangnya volume intravaskuler, peningkatan kembali tekanan intrakranial (rebound) dan gagal ginjal. Penggunaan NaCl 3% dan natrium laktat hipertonik dapat memberikan relaksasi otak yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan osmolaritas dan brain relaxation score (BRS) pada pasien yang menjalani kraniotomi pengangkatan tumor dengan menggunakan mannitol 20%, NaCl 3%, dan matrium laktat hipertonik.Subjek dan Metode: Penelitian merupakan uji klinik terkontrol secara acak terhadap 39 pasien tumor otak yang masing-masing mendapatkan 2,5cc/kgBB mannitol 20%, NaCl 3%, dan natrium laktat hipertonik. Hasil: Tidak ada perbedaan peningkatan osmolaritas yang signifikan antara ketiga kelompok 1 jam setelah pemberian osmoterapi dan saat durameter dibuka (p0,05). BRS pada ketiga kelompok memiliki nilai median yang sama besar (2,00), artinya tidak ada perbedaan BRS yang bermakna (p0,05). Terdapat peningkatan diuresis yang signifikan pada pemberian mannitol 20%, peningkatan klorida pada NaCl 3% dan peningkatan glukosa signifikan pada natrium laktat hipertonik. Simpulan: Mannitol 20%, NaCl 3%, dan natrium laktat hipertonik memberikan relaksasi otak yang sama dan tidak mengakibatkan perbedaan osmolaritas yang signifikan.Comparison Between 20% Mannitol, 3% NaCl and Hypertonic Sodium Lactate on Osmolarity and Brain Relaxation Score Brain Tumor Patient underwent Craniotomy Tumor RemovalBackground and Objective: Mannitol produce brain relaxation but associated with several side effects such as reduced intravascular volume, rebound in intracranial pressure and kidney failure. The use of 3% NaCl and hypertonic sodium lactate (HSL) may provide brain relaxation. Aim of this study is to examine increased osmolarity and brain relaxation score (BRS) in patient underwent craniotomy using 20% mannitol, 3% NaCl, and hypertonic sodium lactate. Subject and Method: This is a randomized control study of 39 brain tumor patients divided into three groups each obtained 2.5cc/kg 20% mannitol, 3% NaCl, and HSL. Result: there is no significant difference of osmolarity between the three groups 1 hour after administration of osmotherapy and during the opening of durameter (p0,05). BRS between the three groups have an equivalent median score (2,00), it means no significant difference in BRS (p0,05). A significantly increased diuresis in the administration of 20% mannitol, increased chloride to 3% NaCl and significant glucose increase in HSL. Conclusion: Administration of 20% mannitol, 3% NaCl and HSL produce the same brain relaxation and resulted in insignificant osmolarity differences.
Co-Authors - Elvidiansyah - Elvidiansyah - Suwarman - Suwarman - Suwarman A. Himendra Wargahadibrata A. Himendra Wargahadibrata Afifuddin Afifuddin Afifuddin Afifuddin, Afifuddin Akhmad Rhesa Sandy Annisa Isfandiary Ismandiya Annisa Isfandiary Ismandiya, Annisa Isfandiary Anthon Vermana Ritonga Anthon Vermana Ritonga Ara Guntara Ara Guntara Ardi Zulfariansyah Ardi Zulfariansyah Ariaty, Geeta Maharani Aris Gunawan Arnanto, Yodi Suryo Budi Hartanto Budi Hartanto Budiana Rismawan Cindy E. Boom Cindy E. Boom Dadang Mulyawan Dadang Mulyawan Dear Mohtar Wirawijaya Dedi Fitri Yadi Dewi Yulianti Bisri Doddy Tavianto Erias, Muhammad Erik Efendi Erik Efendi Erwin Pradian Erwin Pradian Ezra Oktaliansah Geeta Maharani Ariaty Gunawan Mutiara Gunawan Mutiara, Gunawan Gunawan, Aris Harly, Patra Rijalul Harniati, Siti Ike Sri Redjeki Indriasari Indriasari Iwan Fuadi Lira Panduwaty Lira Panduwaty M. Andy Prihartono M. Erias Erlangga M. Erias Erlangga, M. Erias Mahathir Harry Permana Muhammad Erias Nurita Dian Kestriani Oka Endarto Oktofina K. Mose Oktofina K. Mose Raditya Fauzan Raditya Fauzan, Raditya Ratu Lewi Ratu Lewi, Ratu Reza Widianto Sudjud Reza Widianto Sudjud Robert Sihombing Ronald Tikuali Salukanan Salukanan, Ronald Tikuali SATRIYAS ILYAS Selly Oktarina Rosita Selly Oktarina Rosita Sihombing, Robert Suryadi Suryadi Suryadi Suryadi Suwarman Suwarman Suwarman Suwarman, Suwarman Tatang Bisri Tatang Bisri Tatang Bisri Tatang Bisri Tinni T. Maskoen Tinni T. Maskoen Udin Sabarudin Udin Sabarudin Viana Wijayanti Viana Wijayanti Wirawijaya, Dear Mohtar Wirawijaya Wullur, Caroline Yodi Suryo Arnanto